Takengon – Hamdan, korban kecelakaan lalu lintas (lakalantas) di Aceh Tengah, kini kondisinya semakin membaik setelah menjalani operasi tulang belakang di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Informasi tersebut disampaikan oleh ayah Hamdani saat dihubungi tim media melalui WhatsApp pada Minggu (2/2/2025). “Alhamdulillah, kondisinya jauh lebih baik meskipun Hamdan belum bisa duduk karena baru dua hari selesai operasi. Kami berharap dia segera pulih dan kembali sehat seperti sedia kala,” ujar ayahnya penuh harap.
Sebelumnya, Hamdan yang merupakan warga Kampung Lenga, Kecamatan Bies, Kabupaten Aceh Tengah, mengalami kecelakaan lalu lintas pada 8 Januari 2025. Ia sempat dirawat di RSUD Datu Beru Aceh Tengah sebelum akhirnya dirujuk ke RSUZA Banda Aceh.
Kecelakaan tersebut menyebabkan Hamdan mengalami luka di bagian lengan dan kepala serta patah tulang belakang, yang membuatnya tidak bisa bergerak dan hanya terbaring di tempat tidur.
Ayah Hamdani mengungkapkan adanya dugaan pelayanan yang kurang optimal saat perawatan awal di RSUD Datu Beru. “Selama tiga hari di RSUD Aceh Tengah, anak saya tidak menerima obat sebutir pun dari rumah sakit. Mereka mengatakan obat yang tersedia kurang bagus, jadi saya harus menebus obat di apotek sendiri,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pemeriksaan yang tidak menyeluruh saat rontgen pertama kali. “Kenapa hanya tangan yang di-rontgen, padahal ini korban kecelakaan yang pasti mengalami benturan?” tanyanya dengan nada kecewa.
Setelah dirawat di rumah tanpa perbaikan kondisi, keluarga memutuskan untuk membawa Hamdan kembali ke RSUD Datu Beru untuk pemeriksaan lanjutan secara mandiri. Dari hasil rontgen oleh dr. Darma Tapa Gayo, Sp.Rad, diketahui bahwa tulang punggung Hamdan mengalami patah.
Menanggapi tudingan ini, Humas RSUD Datu Beru Aceh Tengah, N. Himawan RO, SKM, MH, CPHM, menyatakan bahwa informasi yang beredar tidak sepenuhnya benar. “Pasien masuk dengan luka ringan pada bagian kepala dan lengan, tanpa indikasi patah tulang. Kami sudah menangani pasien sesuai prosedur,” ujarnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (18/1/2025).
Himawan juga menyebut adanya miskomunikasi antara keluarga pasien dan pihak rumah sakit. “Salah satu keluarga pasien meminta agar Hamdan dipulangkan untuk berobat ke dokter spesialis. Kami pun menyarankan menunggu dokter pada hari kerja berikutnya, tetapi permintaan pemulangan tetap dilakukan,” tambahnya.
Kasus ini memicu perhatian publik terkait kualitas pelayanan kesehatan di RSUD by medis yang profesional dan manusiawi. [Tim]