ACEH TENGAH | Peci (bulang) bermotif kerawang Gayo produk Jamiun Sahir diminati muslim London, Inggris. “Alhamdulillah, tadi, disampaikan adik sepupu (Yusradi Usman al-Gayoni), ada muslim di London, yang berminat terhadap bulang kerawang Gayo yang saya produksi. InsyaAllah mereka mau pesan,” kata Jamiun Sahir, pengrajin kerawang Gayo (Toko Arreza), Jakarta, Minggu (16/4/2024).
Mereka (muslim di Inggris), cerita Sahir, sudah lebaran idul adha hari ini. “Kata adik sepupu tadi, selepas salat idul adha, salam-salaman, dan pulang ke rumah dari masjid, ada jemaah yang tertarik dan memesan bulang kerawang tadi. InsyaAllah, dalam waktu dekat disiapkan dan jastip (jasa titip) ke diaspora Indonesia-Inggris yang mau berangkat ke London,” sebut Sahir.
Dilanjutkan Jamiun Sahir, tujuh bulan lalu, saat Yusradi dan keluarga berangkat ke London, Inggris, dalam rangka studi, dirinya memberikan Yusradi dan kedua anaknya peci kerawang Gayo. “Menurut pengakuannya, peci tadi selalu dipakainya pas salat jamaah, salat jumat, buka puasa, dan pas ada kegiatan di masjid-masjid dan komunitas dari berbagai negara yang ada di tempat tinggalnya, daerah Sutton, London. Untuk mengenalkan kerawang tadi juga sebetulnya. Dia aktif jamaah di masjid dan masjid lainnya, bergabung dengan komunitas muslim di sana, selain berhubungan baik dengan komunitas dari berbagai negara lainnya,” beber Sahir.
Jamiun Sahir memulai menjahit peci kerawang Gayo di ibukota, Jakarta, tahun 2004. “Waktu itu, sempat berhenti kerja. Sambil menjaga kios di rumah, saya belajar menjahit peci kerawang Gayo secara otodidak. Anak yang sulung masih berumur dua tahun. Alhamdulillah, berjalan lancar. Tapi, sempat berhenti lagi. Pas Covid, jalan lagi. Saat itu, pergerakan dibatasi. Akhirnya, saya produksi bulang kerawang Gayo lagi,” tuturnya.
Produksi kerawang Gayo itu, ungkapnya, selain untuk menambah pemasukan, juga untuk memperkenalkan peci bermotif kerawang Gayo. “Di samping orang Gayo, ada juga yang bukan orang Gayo yang beli di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Sekarang, alhamdulillah, ada juga yang mesan dari London. Mudah-mudahan makin membukakan pasar kerawang Gayo di sana. Kerawang Gayo pun makin dikenal, melalui Yusradi,” harapnya.
Dihubungi terpisah, Diaspora Indonesia-Inggris, Yusradi Usman al-Gayoni, membenarkan hal tersebut. “Benar. Saat sampai di rumah, selepas salat idul adha dari masjid, langsung saya komunikasikan ke Indonesia. Ada jemaah yang berminat dan memesan. Yang dari Maroko, suka motif kerawang Gayo yang saya pakai, warna emas,” aku Founder World Gayonese Community (Diaspora Gayo Dunia) yang sudah beranggotakan 30 negara tersebut yang ikut mengenalkan kopi Gayo dan bersama keluarga dalam sebulan ini, juga berjualan rendang, kuliner asal Sumatera Barat yang menyasar warga Indonesia di London. (RED)