Gayo Lues (09/06/2024), Organisasi nirlaba HaKA (Hutan, Alam, dan Lingkungan Aceh) kembali menunjukkan komitmennya dalam pelestarian lingkungan melalui penyelenggaraan pelatihan untuk anggota Lembaga Penjaga Hutan Kampung (LPHK) Pining. Pelatihan bertema “Penguatan Kelompok dan Strategi Pengembangan Ekowisata” ini berlangsung pada 8-9 Juni 2024 dan dihadiri oleh sejumlah tokoh dan aktivis lingkungan ternama.
HaKA tidak main-main dalam mendukung kegiatan ini. Baihaqi, sebagai perwakilan HaKA, menghadirkan pemateri unggulan, Dr. Budi Aryanto, M.A., seorang aktivis lingkungan yang telah memberikan edukasi wawasan lingkungan di berbagai penjuru Indonesia. Dr. Budi Aryanto, yang juga merupakan dosen tetap di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, memberikan pemahaman mendalam kepada para peserta mengenai pentingnya menjaga lingkungan, khususnya di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).
Dalam sesi pelatihannya, Dr. Budi Aryanto berhasil membangun kesadaran baru di kalangan masyarakat Pining yang tergabung dalam LPHK. Ia menekankan bahwa pengelolaan hutan bukan sekadar kegiatan rutin keluar-masuk hutan, tetapi lebih dari itu, bagaimana menjaga kelestarian hutan secara alami sambil memanfaatkan potensi ekonomi yang ada. Dengan bahasa yang sederhana namun penuh makna, ia berhasil menarik antusiasme peserta hingga akhir sesi.
Aman Jarum, ketua Forum Harimau Pining yang juga dikenal sebagai Abu Kari, turut hadir dalam acara tersebut. Tidak hanya sebagai tamu, ia aktif mendukung dan memfasilitasi pelatihan ini. Kegiatan yang semula dilaksanakan di Menasah kampung Pining, pada hari kedua dipindahkan ke kediaman Aman Jarum setelah adanya kesepakatan dengan ketua LPHK Pining, Adi Alga Agara.
“Kami sangat mengapresiasi HaKA atas pelaksanaan kegiatan ini. Semoga kegiatan seperti ini bisa diadakan setiap bulannya,” ujar Aman Jarum dengan semangat. Dukungan dari tokoh lokal seperti Aman Jarum menunjukkan betapa pentingnya sinergi antara organisasi nirlaba dan masyarakat setempat dalam upaya pelestarian lingkungan.
Pelatihan ini mendapat sambutan positif dari para peserta. Mereka memuji kesiapan HaKA dalam menyelenggarakan acara ini, termasuk dalam menghadirkan pemateri profesional dan berpengalaman. Adi Alga Agara, ketua LPHK Pining, juga mendapat apresiasi atas kemampuannya mengorganisir kegiatan ini sehingga berjalan lancar dan tertib.
“Pelatihan ini sangat sederhana, namun esensinya sangat mendalam. Seperti berada di ruang perkuliahan, terutama dari pemaparan Pak Budi mengenai peluang ekonomi berbasis green industry tanpa merusak alam,” jelas Heriman, salah satu peserta pelatihan, saat dihubungi via WhatsApp. Ia menambahkan bahwa konsep yang diajarkan sangat relevan untuk memastikan lingkungan tetap lestari sekaligus menjadi sumber ekonomi.
Penutupan acara pada 9 Juni 2024 diwarnai dengan penampilan tari saman oleh peserta, sebuah inisiatif spontan yang menambah semarak suasana. Penampilan ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga simbol kebersamaan dan semangat kolektif dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Pelatihan ini menjadi bukti nyata bahwa edukasi dan kesadaran lingkungan bisa dilakukan dengan pendekatan yang inklusif dan persuasif. HaKA telah menunjukkan langkah konkret dalam mendukung pemberdayaan masyarakat Pining, khususnya dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Diharapkan, program-program serupa terus berlanjut dan mendapat dukungan dari pemerintah untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan upaya pelestarian lingkungan ini.
Dengan pelatihan ini, LPHK Pining tidak hanya semakin kuat sebagai penjaga hutan, tetapi juga semakin cerdas dalam memanfaatkan potensi ekowisata yang ada. Pendekatan ekowisata yang diusung HaKA memberikan harapan baru bagi masyarakat Pining, bahwa hutan yang lestari bisa menjadi sumber kesejahteraan tanpa harus merusaknya (Amj).