Sikapi Kontroversi Keputusan KIP Aceh, Forum LSM Aceh Ajak Semua Pihak Ikut Terlibat Pantau Kinerja Penyelenggara Pilkada

PORTAL GAYO

- Redaksi

Selasa, 24 September 2024 - 01:21 WIB

5038 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banda Aceh – Sikap Komisi Independen Pemilih (KIP) Aceh dalam menetapkan calon peserta pada Pilkada Gubernur Aceh semakin memperkuat indikasi kalau penyelenggaraaan Pilkada di daerah ini rentan dengan kekerasan. KIP yang seharusnya bersikap independen dalam menentukan kebijakan, kinerjanya mulai diragukan. Sikap KIP ini berpotensi menghadirkan masalah di lapangan.

Untuk mencegah terjadinya kekisruhan saat Pilkada nanti, Sekjen Forum LSM Aceh, Sudirman Hasan meminta agar Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan juga lembaga pemantau internasional lebih banyak memberi perhatian kepada Aceh. Perhatian tidak hanya diberikan kepada kondisi di lapangan, tapi juga kepada penyelenggara.

“Saya kira pengawasan terhadap kinerja KIP Aceh juga perlu kita tingkatkan, apalagi melihat cara kerja mereka dalam 2 hari terakhir. Sikap penyelenggara seperti itu menunjukkan bahwa mereka mudah sekali diintervensi,” kata Sudirman Hasan.

Panwaslih Aceh pun tidak sepenuhnya bisa menjadi tumpuan mengingat lembaga itu merupakan produk daerah yang penunjukannya didominasi kekuatan tertentu. Maka itu Sudirman Hasan berharap lembaga nasional dan internasional bisa menjadi solusi untuk memperkuat Pilkada Aceh.

“Saya harus katakan hal ini sebab sulit membiarkan Pilkada Aceh hanya ditangani lembaga local. Harus ada pengaruh luar yang berperan sebagai pemantau dan pengawas,” tegas Sudirman Hasan.

Ia mencontohkan soal perubahan sikap KIP yang begitu cepat terkait keputusannya soal kelolosan para peserta pada Pilkada Gubernur Aceh.
Tadinya KIP bersikeras bahwa hanya ada satu pasangan calon yang lolos.

Padahal secara nasional sudah ada upaya untuk menghindari calon pasangan kepala daerah Tunggal. Sampai-sampai Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat membuka kembali masa pendaftaran bakal calon kepala daerah untuk menghindari adanya pasangan Tunggal untuk melawan kotak kosong.

“Yang terjadi di Aceh sangat aneh. Malah KIP sempat hanya meloloskan satu pasangan saja yang berhak ikut Pilkada. Inikan sangat bertentangan dengan kebijakan,” kata Sudirman Hasan. Anehnya lagi, tambah Sudirman Hasan, alasan tidak meloloskan pasangan itu terkait hal-hal yang tidak substantial.

Syukurnya KIP kemudian mengubah keputusannya setelah mendapat penjelasan dari pusat sehingga akhirnya ada dua pasangan calon kepala daerah yang dinyatakan berhak mengikuti pemiilihan Gubernur Aceh.
“Caba seandainya KPU tidak cepat turun tangan, bisa-bisa Pilkada Aceh akan penuh dengan perdebatan,” ujar Sudirman Hasan.

Kinerja KIP Aceh ini semakin memperkuat ancaman bahwa Pilkada Aceh akan banyak menghadapi tantangan. Tantangan itu tidak hanya pada penyelenggara dan pengawas, tapi juga kondisi keamanan di lapangan.
Sebelumnya Aceh sempat heboh dengan adanya pelemparan granat oleh dua orang pria tak dikenal di rumah Bustami Hamzah, salah satu calon gubernur yang ikut pada kontestasi Pilkada Aceh. Berikutnya ada pula ancaman menggunakan pistol kepada salah seorang tim sukses kepala daerah di Aceh Barat.

Ke depan Sudirman Hasan khawatir, ancaman kekerasan lainnya berpotensi mengintai pemilih, tim sukses atau kandidat kepala daerah. Untuk menghindari hal seperti itu, makanya Sudirman Hasan berharap lembaga nasional dan internasional meningkatkan perhatian untuk Aceh.

Peran DKPP sangat dibutuhkan sebab ada indikasi menguatnya keraguan public atas kinerja KIP dan juga Panwaslih Aceh. Masalah independen lembaga menjadi pertanyaan karena muncul kecurigaan lembaga itu tunduk kepada kekuasaan tertentu. DKPP diharapkan bersikap tegas kepada penyelenggara tersebut.

“Dengan demikian kita berharap KIP Aceh tidak menghadirkan kebijakan yang akrobatik, yang begitu mudah diubah-ubah hanya karena masalah yang tidak substantif,” tegas Sudirman Hasan. *

Berita Terkait

Usai Dilantik Sebagai Gubernur Dan Wakil Gubernur Aceh Oleh Mendagri RI, Muallem Dan Dekfadh Di Peusijuek Adat Oleh Wali Nanggroe Aceh.
Faksi Aceh Kecam Tindakan Oknum TNI Terkait Dugaan Pemukulan Terhadap Warga Sipil Di Mie Gacoan Banda Aceh.
Ketua Foskadja Sebut, Jeumala Amal Jadi Pendorong Perubahan
Dosen ISBI Aceh M. Husni M. Pd Berpendapat, Kepemimpinan Berbasis Nilai-Nilai Lokal Jadi Salah Salah Satu Kunci Keberhasilan.
Afzal SH Sebut, Keseriusan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Terpilih Bangun Masa Depan Aceh Yang Lebih Baik.
Wakil Gubernur Aceh Terpilih Fadhullah Sebut, Kunjungan Dilakukan Bersama Mualim Dengan Presiden Merupakan Agenda Pribadi.
KIP Tetapkan Pasangan Calon Gubernur Aceh Muzakir Manaf Dan H. Fadhullah Sebagai Peraih Suara Terbanyak
Arifan Sebut Paslon 01 Akhiri Opini Seakan Dizhalimi Di Curangi.

Berita Terkait

Sabtu, 25 Januari 2025 - 12:12 WIB

Menumbuhkan Rasa Perduli Babinsa ikut Gotong Royong Bersama Siswa Siswi

Kamis, 16 Januari 2025 - 10:58 WIB

Monitoring Wilayah Binaan, Babinsa Koramil 06/Tripe Jaya Melaksanakan Komsos dengan Warga

Rabu, 15 Januari 2025 - 13:34 WIB

Komsos Dengan Warga, Para Babinsa Sembari Rutin Pantau Wilayah Binaan

Rabu, 15 Januari 2025 - 13:23 WIB

Babinsa Dampingi Warga Panen Jagung

Selasa, 14 Januari 2025 - 12:29 WIB

Babinsa dan Bhabinkamtibmas Ajak Warga Manfaatkan Lahan Pekarangan

Selasa, 14 Januari 2025 - 12:23 WIB

Babinsa Laksanakan Komsos Bersama Warga Masyarakat Di Desa Binaan

Selasa, 14 Januari 2025 - 11:12 WIB

Wujud Peran Aktif, Babinsa Dampingi Penyaluran BLT Dana Desa

Minggu, 12 Januari 2025 - 10:19 WIB

Monitor Wilayah, Babinsa Koramil 05/Pining Patroli Keliling Wilayah Binaan

Berita Terbaru